INTERAKSI
SOSIAL “ ABIL KOS“
Kartika Purnama Sari
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
ABSTRAK
Untuk
melihat masalah ini, peneliti menggunakan bentuk interaksi sosial menurut
Soerjono Soekanto. Secara umum bentuk interaksi sosial terdiri dari kerjasama (cooperation),
persaingan (competition) dan pertentangan (conflict). Pendekatan penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan memakai metode studi kasus.
Informan penelitian adalah penghuni Abil kos.
Dalam pemilihan informan, peneliti menggunakan purposive sampling yaitu
menetapkan informan berdasarkan kriteria penelitian. Pengumpulan data
dilaksanakan dengan teknik wawancara mendalam (deep interview) dan observasi
langsung (participant as observer). Analisis data yang digunakan adalah analisis
dengan membuat penjelasan yang nantinya bisa memberikan suatu penjelasan yang
konkrit dan mendalam. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa para
penghuni di Abil kos melakukan kerja sama, Kerja sama tersebut dapat dilihat
dari kerjasama dalam menjaga kebersihan,
menjalin silaturahmi, menjaga keamanan dan ketertiban kosan, kerjasama menjaga
kebersihan lingkungan, kerjasama dalam mematuhi dan melaksanakan aturan-aturan
yang berlaku demi ketentraman Abil kos dan saling menolong apabila diantara
tetangga kosan ada yang sakit atau mengalami masalah. Interaksi sosial dalam bentuk konflik terkadang ada dikarenakan kurangnya komunikasi atau terkadang dikarenakan
perbedaan pendapat dan karakter antar
individu. Akan tetapi disini peneliti tidak menemukan bentuk interaksi persaingan. Kesimpulan penelitian ini
dapat dianalisis secara sosiologis bahwa bentuk interaksi sosial antara individu-individu di Abil kos adalah interaksi dalam bentuk kerja sama dan konflik yaitu adanya usaha bersama antara individu dengan individu yang lain di Abil kos dalam mencapai tujuan bersama. Selain itu, setiap individu juga
memiliki orientasi terhadap kelompoknya (in-groupnya) dan kelompok lainnya
(out-groupnya). Penelitian ini
menggambarkan tentang bagaimana proses interaksi sosial yang terjadi di Abil kos. Penelitian dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan
studi pustaka. Para penghuni di Abil kos berasal dari berbagai daerah dan
mereka juga berbeda jurusan dan semester.
PENDAHULUAN
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat
dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya
merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial
dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara
atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu
merupakan bentuk-bentuk
interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling
berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi soial telah terjadi,
karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan
perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan,
yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, bau minyak wangi, suara berjalan,
dan sebagainya. Semuanya itu menimbulkan kesan didalam pikiran seseorang, yang
kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya. Berlangsungnya suatu
proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi,
sugesti, identifikasi dan simpati. Interaksi sosial sangat berguna untuk
menelaah dan mempelajari banyak masalah didalam masyarakat.
Kost atau indekost
adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu
untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per bulan). Kos-kosan
merupakan tempat yang disediakan untuk memfasilitasi wanita maupun pria, dari
pelajar, mahasiswa, dan pekerja umumnya untuk tinggal, dan dengan proses
pembayaran per bulan, atau sesuai pemilik (ada yang per beberapa bulan, per
tahun). Fungsi kos-kosan ini sebagai tempat tinggal, saat ini berkembang dengan
penambahan aktifitas dan sarana pendukung baik di dalam lokasi bangunan
(kos-kosan) maupun di sekitar kosan tersebut. Misalnya ada kos-kosan yang
menyediakan fasilitas warnet di bagian depan kos-kosan, yang dibuka seharian
maupun beberapa jam untuk umum, kemudian fasilitas rumah makan, fasilitas
kesehatan, dan sebagainya.
Peneliti mengambil contoh interaksi sosial di Abil kos. Abil kos yaitu sebuah tempat tinggal atau lebih tepatnya asrama putri yang
berada di gang Hj. Mulya RT 02/06 Cipadung Cibiru Bandung. Yang dihuni oleh
tujuh mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan mereka
berasal dari berbagai daerah di jawa barat, ketujuh mahasiswa tersebut juga
berbeda jurusan dan semester dan tidak ada yang saling mengenal sebelumnya.
Dari data latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti interaksi yang terjadi pada Abil kos. Sehingga peneliti ingin
mengetahui Bagaimana Interaksi sosial antar individu
yang terjadi didalam Abil
kos gang Hj. Mulya RT 02/06 Cipadung
Cibiru Bandung ?
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian
generalisasi. Untuk itu dalam meneliti mengenai bagaimana interaksi sosial yang
terjadi antar individu
yang berada di Abil kos, peneliti harus mendekati beberapa narasumber yang
terlibat langsung dalam kosan tersebut. Peneliti tidak mendapatkan kendala dalam
wawancara karena peneliti sendiri adalah salah satu penghuni Abil kos.
Model atau teknik pengumpulan data yang dilakukan tidak hanya
melalui studi pustaka, Namun dilakukan pula wawancara mendalam. Wawancara
mendalam dilakukan terhadap beberapa informan atau sumber informasi yang
memiliki keterkaitan dengan tema penelitian.
Studi pustaka dilakukan peneliti dengan beberapa cara, pertama
mencari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan mengenai interaksi sosial
secara online. Kedua, pencarian
pustaka dengan mecari buku-buku yang berkaitan dengan interaksi sosial. Wawancara dilakukan selama satu hari,
peneliti mewawancarai seorang narasumber yaitu Riska Nurmala Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam Semester 1.
KERANGKA PEMIKIRAN
Menurut Soerjono Soekanto Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena
adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antarindividu,
antarkelompok, atau antara individu dan kelompok. Bentuk-bentuk interaksi sosial menurut Soerjono soekanto dapat berupa
kerja sama (Cooperation), persaingan (competition) dan bahkan dapat juga
berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Adapun syarat-syarat terjadi interaksi sosial adalah sebagai berikut:
interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak
sosial dan komunikasi.
- Kontak Sosial
Kata “kontak” (inggris:
“contact") berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya
bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti
bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu
terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan
kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui
telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak
menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat
berikut.
- Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
- Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
·
Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi
sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling
menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan
perasaan-perasaan yang disampaikan.
PEMBAHASAN PENELITIAN
Abil kos adalah sebuah tempat tinggal atau lebih tepatnya asrama putri yang berada
di gang Hj. Mulya RT 02/06 Cipadung Cibiru Bandung. Abil kos juga dapat
dikatakan sebagai sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu
untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per tahun). Yang dihuni oleh
tujuh mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan mereka
berasal dari berbagai daerah di jawa barat, ketujuh mahasiswa tersebut juga
berbeda jurusan dan semester dan tidak ada yang saling mengenal sebelumnya. Ketujuh mahasiswa tersebut yaitu :
Nama :
Hani Gilang Cahyati
Asal
: cipeundeuy
Jurusan / Semester : Pendidikan Matematika / 1 (satu)
Nama :
Riska Nurmala
Asal :cikalong
Jurusan / Semester : Bimbingan Penyuluhan Islam / 1 (satu)
Nama :
Hadiyati
Asal :
Cianjur
Jurusan / Semester : Matematika Sains / 3 (tiga)
Nama :
Kartika Purnama Sari
Asal :
Karawang
Jurusan / Semester : Administrasi Negara / 1 (satu)
Nama :
Fini Milati
Asal :
Padalarang
Jurusan / Semester : Manajemen / 1 (satu)
Nama :
Maya Lismayanti
Asal :
Pangandaran
Jurusan / Semester : Pendidikan Kimia / 3 (tiga)
Nama :
Evi Mustaqimah
Asal :
Kopo
Jurusan / Semester : Pengembangan Masyarakat Islam / 3 (tiga)
Seperti yang telah dijelaskan oleh Soerjono
Soekanto bahwa Interaksi
sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya
hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antarindividu,
antarkelompok, atau antara individu dan kelompok. Interaksi sosial pun terjadi antarindividu didalam
rumah kos ini.
Pada saat didalam rumah kos ini mereka
saling berperan aktif contohnya seperti dalam menjaga kenyamanan dan keamanan
kosan, salah satunya dengan cara kesepakatan bersama mereka menentukan jadwal
piket dan peraturan kosan, mereka juga sering berkumpul saat waktu senggang
terkadang mereka juga makan bersama atau melakukan shalat berjamaah. Meskipun
terkadang ada hambatan-hambatan dalam menentukan sebuah keputusan karena mereka
berbeda watak dan karakter akan tetapi itu tidak mengurangi rasa kebersamaan
yang tejadi kosan ini.
Narasumber :Kalau memang harus saya beri
nilai saya akan memberi nilai Aplus, karena interaksi di abil kos ini baik
sekali seperti kerja sama bahkan kami sering melaksanakan shalat berjamaah,
akan tetapi juga terkadang ada konflik tetapi konflik ini malah menimbulkan
kerja sama yang baik dan menumbuhkaninteraksi yang baik bukan menimbulkan
perpecahan.
Meskipun terkadang banyak konflik yang
terjadi akan tetapi konflik ini tidak menimbulkan perpecahan diantara teman
kosan. Karena ketika ada sebuah masalah atau konflik semua anggota kosan akan
berkumpul untuk menyelesaikan permasalahan, hal ini tentunya dapat menambah
kedekatan mereka karena semakin sering mereka berkumpul semakin dekat pula interaksi
yang terjadi disini.
Peneliti : Pernahkah terjadi sebuah konflik
yang menyebabkan terjadinya perpecahan antara penghuni kosan?
Narasumber : (hmmmm) Pasti pernah ya ,
soalnya amat sangat tidak mungkin jika tinggal didalam satu rumah dengan
beberapa watak dan maindset yang berbeda, akan tetapi dengan adanya konflik ini
kami malah berkumpul untuk memecahkan maslah yang terjadi yang tentunya tidak
ada pihak yang merasa dikucilkan atau dirugikan. Konflik yang terjadi malah
membuat kami semakin terasa dekat bukan membuat kami makin berjauhan.
Walaupun penghuni abil kos berasal dari berbagai
daerah dan berbagai jurusan hal ini sama sekali tidak menyulitkan mereka untuk
berinteraksi di karenakan mereka merupakan termasuk orang-orang yang mudah
bergaul bahkan jika ada salah satu penghuni kosan membawa teman atau saudaranya
berkunjung ke kosan penghuni kosan yang lainnya tidak sungkan-sungkan untuk
menyapa ataupun hanya tersenyum. Maka dalam hal ini tidak ada kendala dalam
proses komunikasi antar teman kosan.
Peneliti : Kendala apa saja yang terjadi dlam proses komunikasi antar teman kosan?
Narasumber : kalau kendalanya sendiri sih ga ada , soalnya temen-temennya mudah
bergaul jadinya ngga susah buat komunikasi saling menghargai juga ada jadi ngga
susah dalam berkomunikasi.
Banyak sekali perbedaan diantara penghuni
abil kos seperti daerah asal, jurusan ataupun tingkatan semester akan tetapi
ini tidak menimbulkan perpecahan, walaupun berbeda mereka sama-sama mempunyai
tujuan dan maksud yang sama. Disini sikap saling menghargai dan saling
menghormati anatar teman kosan sangat dibutuhkan. Ketika ada teman kos yang
merasa kesusahan teman yang lain akan membantu baik tenaga maupun yang lainnya.
Disinilah nilai-nilai kekeluargaan yang penghuni abil kos rasakan walaupun
mereka tidak tinggal dengan keluarga akan tetapi didalam rumah kosan ini mereka
merasakan hangatnya sebuah keluarga.
KESIMPULAN PENELITIAN
Jadi, interaksi sosial yang terjadi
antar tetangga di dalam Abil kos dapat dikatakan berjalan dengan baik karena
mereka dapat berinteraksi atau bersosialisasi walaupun bermacam-macam karakter
dan sifat akan tetapi mereka memiliki satu tujuan yang sama yaitu mencari ilmu
dan pengalaman dan juga menginginkan terjadinya kenyamanan dan keamanan didalam Abil kos.
Adakalanya
disaat konflik terjadi didalam Abil kos hal itu sama sekali tidak mengurangi
rasa kebersamaan mereka bahkan konflik itu malah menghasilkan kerja sama yang
baik antar penghuni kosan. Dengan adanya konflik mereka akan berkumpul untuk
bermusyawarah menyelesaikan konflik tersebut sehingga tidak ada perpecahan
didalam kosan ini.
Tak
ada kendala yang dapat menghambat proses interaksi didalam kosan ini.
Komunikasi yang dijalin pun lancer karena penghuni Abil kos ini termasuk
orang-orang yang mudah bergaul, jadi tidak ada sekat-sekat yang membatasi
mereka untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain.
Banyak
perbedaan pendapat, karakter, sifat dan masih banyak lagi. Akan tetapi semua
perbedaan itu tida mengurangi kebersamaan mereka, bahkan dari perbedaan itu
mereka bisa belajar apa yang namanya sabar apa yang namanya saling menghargai.
Dengan berbagai perbedaan itu menimbulkan kerja sama yang baik yang pada
akhirnya menghasilkan nilai-nilai kekeluargaan.
Demikianlah interkasi yang terjadi antar
penghuni Abil kos yang didalamnya terdapat mahasiswa universitas islam negeri
sunan gunug djati Bandung.
DAFTAR SUMBER
Soekanto,
Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafiindo Persada, 2006.